Sepenggal Kisah Tentangnya (2)
“Andaikan kau ada disini, mungkin keluarga kita terasa utuh dan sempurna.” Rabu, 6 Agustus 2009 adalah hari yang sangat membuatku tak berhenti menangis. Hari ini adalah hari meninggalnya adikku yang kedua setelah Adel. Sebelumnya aku diberitahu oleh pamanku kalau ibuku sudah melahirkan, dan anaknya perempuan (lagi). Namun aku tak begitu mempercayainya karena bukan ibu atau bapakku yang mengabariku hal itu. Tak lama setelah itu, bibiku dari kampung mengirim pesan ke bibiku yang di Bandung kalau anak ibuku a.k.a adikku meninggal dan aku harus mengabari kakekku yang saat itu sedang berada di Bandung. Aku yang membaca pesan itu tentu saja dengan spontan menangis dan tak mampu berkata apa-apa. Malam harinya aku dijemput kakekku untuk pulang ke kampung halamanku yang berada di Majalengka. Dan saat itu aku masih saja tak bisa menahan linangan air mata yang tak bisa berhenti dari pelupuk mataku. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu sehingga aku benar-benar tak mampu menahan li...