Sepenggal Kisah Tentangnya (2)
“Andaikan kau ada disini, mungkin keluarga kita terasa
utuh dan sempurna.”
Rabu, 6 Agustus 2009 adalah hari yang
sangat membuatku tak berhenti menangis. Hari ini adalah hari meninggalnya
adikku yang kedua setelah Adel. Sebelumnya aku diberitahu oleh pamanku kalau
ibuku sudah melahirkan, dan anaknya perempuan (lagi). Namun aku tak begitu
mempercayainya karena bukan ibu atau bapakku yang mengabariku hal itu.
Tak lama setelah itu, bibiku dari kampung
mengirim pesan ke bibiku yang di Bandung kalau anak ibuku a.k.a adikku
meninggal dan aku harus mengabari kakekku yang saat itu sedang berada di
Bandung. Aku yang membaca pesan itu tentu saja dengan spontan menangis dan tak
mampu berkata apa-apa. Malam harinya aku dijemput kakekku untuk pulang ke
kampung halamanku yang berada di Majalengka. Dan saat itu aku masih saja tak
bisa menahan linangan air mata yang tak bisa berhenti dari pelupuk mataku.
Entah apa yang ada di pikiranku saat itu
sehingga aku benar-benar tak mampu menahan lingangan air mata dipelupuk mataku.
Dia, adikku yang baru genap satu hari melihat dunia ini tiba-tiba pergi
mendahului kedua orangtua dan kedua kakaknya. Dan hatiku bertambah pilu karena
mengetahui dia yang aku sayangi belum sempat aku lihat.
Setelah peristiwa itu, di hari yang sama aku
dan kakekku segera meluncur ke Kuningan, tempat dimana ibuku melahirkan si
cantik Assyifa Tri Nurwati. Aku yang saat itu belum dapat menemui ibuku, masih saja terus menerus menangis
memikirkan apa yang dirsakan oleh ibuku. Aku yakin, ibuku sangat terpukul
dengan kejadian ini, karena anak yang sembilan bulan dikandungnya, meninggal
dunia. Ketika aku diperbolehkan bertemu dengan ibuku, sontak aku langsung
memeluknya dan menangis dipangkuannya. Melihatku yang tak berhenti menangis,
ibuku jadi ikut menangis dn memberikan petuah-petuahnya agar tidak terus
menerus berlarut-larut dalam kejadian ini.
Tahun ini merupakan tahun
ketujuh kepergian adikku. Jika dia masih ada, dia pasti sedang mendaftar ke
Sekolah Dasar. Walaupun akuu belum pernah bertemu dengannya, namun aku
merindukannya. Walaupun aku jarang mendatangi makamnya, semoga segala doa yang
kupanjatkan usai kewajiban beribadahku sampai padanya. Semoga kau menjadi
bidadari surga yang cantik ya Adikku tersayang. Aaaamiiin.
Komentar
Posting Komentar