Hujan Di Bulan November

Hujan di bulan November. Bulan ini menjadi bulan pertama hujan turun berhari-hari. Di bulan-bulan sebelumnya, hujan hanya datang sesekali hanya untuk membahasi muka bumi yang mulai kering termakan kelakuan-kelakuan manusi yang tak merawatnya. Aku bersyukur, ternyata hujan tidak pundung dan masih mau datang ke tanah Pasundan meskipun dia datang terlambat.
Beberapa hari di awal November ini hujan selalu datang. Biasanya aku menyediakan seperangkat jas hujan dalam bagasi motor kesayanganku. Hari ini kuliah pulang lebih awal. Dosen salah satu mata kuliah tidak hadir dengan alasan yang tak pernah ingin ku tahu. Aku hanya bersyukur jika dia tidak mengajar, itu berarti aku memiliki kesempatan untuk menebus waktu kerjaku yang semakin hari semakin menipis.
Sekitar pukul 2 siang, awan hitam sudah mulai menyelimuti langit di sekitar daerah Cibiru. Aku yang saat itu baru keluar kelas mata kuliah Ilmu Fiqh bergegas berjalan ke parkiran dekat gedung W untuk mengambil si Beat Merah. Dengan sedikit basa basi dan sapaan perpisahan khasku dengan teman-teman, aku memacu motorku menuju tempat kerjaku yang berada di daerah Sukaluyu. Awan hitan itu semakin lama semakin menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan, sampai akhirnya di dekat perempatan Cikutra, aku terjebak hujan.
Saat itu hujan tidak begitu deras, sehingga aku memutuskan untuk terus memacu motorku agar segera sampai di tempat tujuan. Namun, di daerah dekat Itenas, hujan semakin deras, aku memasang righting kiri dan menghentikan motorku dibawah pohon. Kubuka bagasi motorku dan… JRENG JRENG atasan jas hujannya ketinggalan. Alhasil aku lanjutkan dengan aksi huhujanan untuk sampai ke Sukaluyu.
Sepulang kerja, hujan masih saja membasahi bumi, mungkin hujan lagi sosonoan  sama bumi, soalnya udah lama mereka gak bersua –yakeless-. Dan akhirnya aku memutuskan untuk huhujanan ronde kedua. Teh Lina menyuruhku tunggu sampai hujan agak reda, tapi aku tetap ingin pulang. Ya dengan keputusan yang aku ambil, tentu saja aku harus menanggung akibatnya. Huhujanan ronde kedua ini lebih extreme daripada ronde pertama karena ternyata hujannya lebih deras dan membuat jalanan licin.
            Sepanjang jalan, aku mendadak teringat kejadian-kejadian ketika hujan dimasa lalu. Akupun tertawa sendiri dengan banyaknya kenangan-kenangan yang lucu dan menggelitik. Kulihat kaca spion motorku, “hujan lumayan gede, tapi Alhamdulilah ya jaket dan tas gak basah-basah banget” gumamku. Namun ketika aku menengok ke badanku, ternyata jaketku sudah basak kuyup –yaampuuunnn-. Yang membuatku terheran-heran, kenapa apa yang aku lihat di kaca spion itu gak sama kayak aslinya? Padahal keliatannya mah jaket tuh kering-kering aja, padahal aslinya mah basah pake banget.

            Ya. Begitulah pengalamanku merasakan lagi butir-butir hujan yang turun di tanggal 10 bulan Novembrr sampai aku basah kuyup. Hari ini juga adalah hari yang bertepatan dengan hari Pahlawan. Selamat hari Pahlawan! Semoga generasi muda saat ini mampu menjadi sosok pahlawan seperti para pahlawan di masa lalu untuk para calon pahlawan di masa yang akan datang. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Berakhiran "I"

Dzawin SUCI4

MoveOn