Peristiwa Di Malam Rabu

Selasa, 18 November 2014

Tadi malam, Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga bbm dari 6500 menjadi 8500. Menggerutu? Pasti. Ak tak mau rugi 2 ribu untuk membeli bensin. Memang sih 2rb tak seberapa, tp kan setidaknya 2rb itu bisa kubelikan gorengan 4macam di kantin belakang uin. Ahh sudahlahh yang pasti itu semua ibarat nasi yang sudah jadi bubur, sudah tak bisa diganggu gugat.

Hari ini, aku kuliah pukul setengah satu siang, dan aku bisa bekerja dulu paginya. Sekitar jam 12, aku pergi ke kampus, saat itu hujan, namun hujannya hanya sampai YPKP. Aku yang telah menggunakan jas hujan menyalakan righting kiri untuk melepas jas hujan yang ku kenakan. Setelah sampai kampus, aku menjalani perkuliahan seperti biasanya. Ketika perkuliahan selesai, aku yang biasanya langsung pulang untuk kembali bekerja, saat itu harus mengerjakan laporan yang issue-nya akan dikumpul besok. Aku yang memang belum selesai mengerjakannya buru-buru memberi pesan pada teman kerjaku bahwa aku tidak kembali bekerja dulu hari ini.

Akupun mengerjakan laporan itu di kosan temanku (Sasa). Saat aku mengerjakan tugas, ada kabar kalau tugas tidak jadi dikumpul besok, melainkan hari jumat. Aku yang mendengar berita itu sedikit menyesal dan menggerutu "Tau begini, tadi aku bekerja saja". Namun, akupun bersyukur karena setidaknya beban tugasku berkurang karena hal ini. Kulihat jam yang menempel dilengan kiriku, sudah jam setengah enam, sebaiknya aku pulang saja, karena sepertinya akan turun hujan. Akupun berpamitan pada teman-temanku untuk pulang. Beberapa diantaanya ikut pulang juga.

Langit semakin gelap, ketika aku pulang, aku teringat ban depan si beat merah-ku kempes dan bensinku habis. Kulihat uangku yang hanya 25000, kubelikan bensin full tank. Akupun kembali menggerutu mengingat kenaikan bbm yang berdampak pada perekonomian dompetku. Setelah mengisi bensin, akupun mengisi angin pada ban depan kendaraan roda duaku.

Sore itu, entah mengapa aku cemas, aku takut. Sepanjang perjalanan aku memikirkan hal yang tidak-tidak (kecelakaan, jatuh, nabrak, dan sebagainya). Akupun memacu beat merahku tidak kencang, karena jalanan licin dan gelap. Sekitar jam setengah tujuh, aku melintas di pertigaan Borma Cikutra. Aku ingin pulang lewar cikondang agar cepat sampai rumah karena aku belum menunaikan shalat maghrib. Namun setelah aku melewati pertigaan itu, BRRRRRUGGHHH! Aku jatuh dan tak ingat apa-apa. Tak ingat mengapa dan bagaimana bisa aku terjatuh.

Jujur saja, ketika aku jatuh, aku sangat-sangat tak ingat apapun bahkan aku tak merasakan jika aku jatuh. Aku hanya ingat ketika ada bapak-bapak yang membantuku berdiri dan mengajukan pertanyaan "Kenapa neng?" padaku. Aku yang saat itu baru tersadar langsung memegang tulang pipi kananku yang kurasa sedikit sakit. Setelah kupegang pipi kananku, ada darah. Dan akupun memegang ujung bibir kananku, darah juga. Dan disitulah aku mengerti bahwa tadi aku terjatuh. Setelah sadar bahwa aku terjatuh, ada seorang ibu hamil yang meminta pertanggung jawabanku karena tak sengaja menyenggolnya ketika aku jaruh tadi. Aku yang memang tak ingat apa-apa saat kejadian hanya bisa meminta maaf pada ibu tersebut.

BERSAMBUNG..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Berakhiran "I"

Dzawin SUCI4

MoveOn