Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Trauma

“Yaa Allah Yaa Rabb, jika ini yang disebut trauma, bantu aku untuk memperbaikinya, karena aku benar-benar tidak ingin hal yang buruk itu terulang kembali dalam kehidupanku.” Trauma. Aku mengartikannya sebagai sesuatu yang takut untuk kuulangi atau takut akan hal yang tidak ingin terulangi. Apa yang pernah terjadi dalam hidupku sedikit banyak telah memberiku pelajaran yang sangat berharga, namun hal-hal yang tidak kuinginkan tentu saja tidak luput dari rasa trauma yang terkadang mendera pada diriku. Seperti yang kualami ketika aku terjatuh dikelas 6 SD, saat itu lututku terkilir sehingga aku sangat takut jika ada orang yang memegang lututku. Begitu juga dengan peristiwa yang kualami akhir-akhir ini. Kejadian dimana aku terjatuh dari motor. Ya. Peristiwa itu membuatku trauma. Bukan trauma yang sangat fatal sih, namun gara-gara kejadian itu, aku jadi takut terjatuh dan takut hal itu terulang kembali. Trauma ternyata memiliki sisi positif dan negatifnya. Positifnya, kita jadi...

100 Keyakinan Hilang Karena 1 Keraguan

            Hay Guys, para reader setia blog-ku. Apa kabar? Maaf belum ngepost lagi blog, maklum kuliah di semester 4 itu lagi sibuk-sibuknya. Disini aku mau menceritakan beberapa kasus yang hampir serupa tapi tak sama. Hehe. Gausah berlama-lama yah, langsung cekidot ajaa. Have fun, Guys ;) Cerita 1: Suatu hari, aku berencana untuk pergi ke Gasibu (lagi) dengan Cenia. Aku berencana untuk membeli kemeja putih untuk ospek jurusan di Garus 14 Januari yang lalu. Aku dan Cenia sebenarnya telah mengetahui dimana tempat penjual kemeja-kemeja putih di Gasibu, tapi karena kita berdua keasyikan ngobrol di jalan, kita jadi lupa kita udah sampai mana. Saat itu aku yakin kalau kita maju, kita bakal nemuin penjual kemeja itu, namun Cenia berpikiran sebaliknya, dia bilang kalau kita sudah melewati penjual kemeja. Keyakinankupun terpatahkan oleh keraguan yang Cenia buat. Kami berputar arah sampai ke dekat lapangan Gasibu dan hasilnya nihil. Kita ternyata belum sa...

Ketika Aku (Sebagai Manusia) Hanya Bisa Berencana

Begitu banyak rencana yang telah aku buat dalam penjadwalanku. Mulai dari jadwal kuliah, kerja, dan jadwal di himpunan. Ya. Semester ini aku rasa aku akan lebih sibuk dari semester sebelumnya. Karena selain harus kuliah dan bekerja, aku juga sudah termasuk dalam himpunan di program studiku. Sebagai mahasiswi yang ingin segalanya lancer, aku membuat penjadwalan dengan jam yang sudah kusesuaikan. Namun aku sebagai manusia hanya mampu berencana, karena faktanya segala perencanaan yang telah aku buat sangat jauh dari apa yang terjadi. Bayangkan saja, jadwal kuliah yang kurasa sudah sangat-sangat cocok dengan perencanaan jadwalku tiba-tiba banyak yang di reschedule gara-gara bentrok dan berbagai alasan lainnya. Ingin rasanya aku berteriak jika hal seperti ini terus menerus terjadi. Dan dampak dari masalah tersebut adalah aku harus merombak lagi penjadwalanku agar aku bisa memaksimalkan waktu yang kupunya. Namun lagi-lagi aku sebagai manusia hanya bisa berencana, sedangkan faktanya sela...

Kepastian Yang Tidak Pasti

“Manusia memang butuh kepastian. Namun manusia terkadang lupa, bahwa segala suatu hal yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian.” Disadari atau tidak, manusia membutuhkan suatu kepastian agar apa yang direncanakannya dapat terlaksana. Menurutku, kepastian itu merupakan sebuah keputusan yang benar-benar FIX untuk memenuhi apa yang diinginkan, direncanakan atau dibutuhkan. Namun sayang, dijaman semodern ini, masih banyak saja orang-orang yang sulit memberi kepastian. Akibat dari sulitnya seseorang memberi kepastian adalah kekecewaan. Karena apa? Mungkin si orang yang kecewa tersebut terlalu berharap akan mendapatkan sesuatu yang pasti. Namun faktanya kepastian yang ditunggu-tunggu tidak memberi sebuah kepastian yang pasti. Banyak manusia yang lupa bahwa segala sesuatu yang pasti didunia ini adalah ketidakpastian. Jika semua manusia ingat akan hal ini, pasti rasa ‘kecewa’ bisa menipis bahkan bisa-bisa benar-benar tidak ada yang merasakannya. Ajaib kan kalau itu memang te...

Bandung, How I Loved You So Much

“Halo-halo Bandung ibukota periangan. Halo-halo Bandung kota kenang-kenangan. Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau. Sekarang telah menjadi lautan api, mari Bung rebut kembali.” (Halo-halo Bandung, NN) Halo-halo Bandung. Siapa yang tak mengenal lagu ini? Menurutku, semua orang di Indonesia tahu akan lagu ini. Bahkan di Sekolah Menengah Pertamaku, lagu ini selalu dinyanyikan di setiap upacara pengibaran bendera Senin pagi. Bandung. Sebuah kota yang dulunya terkenal dengan sebutan “Kota Kembang”, kota yang menjadi ibukota dari Jawa Barat dan kota yang telah aku tinggali sekitar 15 tahun. Separuh dari usiaku memang telah kuhabiskan di kota yang pernah menjadi tempat Konferensi Asia Afrika puluhan tahun yang lalu tapi telah banyak perubahan yang terjadi pada kota ini. Bandung di jaman dulu, masih sangat asri, sejuk dan sangat-sangat menyegarkan. Tak seperti di ibukota Indonesia –Jakarta--, Bandung beberapa tahun yang lalu menjadi salah satu kota yang terkenal akan keseju...

Dua Tahun

7 Februari 2015 Hari ini genap dua tahun aku bekerja di Pernik Bandung. Dua tahun. Tak terasa sudah selama itu aku bekerja di tempat yang sangat menyenangkan. Dua tahun. Tak terasa aku bisa membagi waktuku antara kuliah dan bekerja di tempat ini. Dua tahun. Dua tahun. Dua tahun. Dua tahun. Dimulai ketika aku memutuskan untuk menunda studiku dua tahun yang lalu. Saat itu aku benar-benar yakin jika ditahun mendatang aku bisa kuliah di universitas negeri yang ada di Bandung. Saking yakinnya, aku berani menyatakan kepada orangtuaku bahwa aku tidak akan kuliah ditahun itu dan berjanji akan semaksimal mungkin masuk di universitas negeri yang aku inginkan. Tapi kenyataannya, setelah keputusan itu, aku hanya mampu berdiam diri dirumah, tak ada kegiatan, tak ada pekerjaan yang menghasilkan. Keran rezekiku mulai terbuka saat aku kembali berteman dengan teman lamaku di twitter. Cenia. Dia membuka keran rezekiku dengan memberitahuku bahwa bapaknya sedang membutuhkan pegawai. Dengan bany...