100 Keyakinan Hilang Karena 1 Keraguan
Hay Guys, para reader setia blog-ku.
Apa kabar? Maaf belum ngepost lagi blog, maklum kuliah di semester 4 itu lagi
sibuk-sibuknya. Disini aku mau menceritakan beberapa kasus yang hampir serupa
tapi tak sama. Hehe. Gausah berlama-lama yah, langsung cekidot ajaa. Have fun,
Guys ;)
Cerita 1:
Suatu hari, aku
berencana untuk pergi ke Gasibu (lagi) dengan Cenia. Aku berencana untuk
membeli kemeja putih untuk ospek jurusan di Garus 14 Januari yang lalu. Aku dan
Cenia sebenarnya telah mengetahui dimana tempat penjual kemeja-kemeja putih di
Gasibu, tapi karena kita berdua keasyikan ngobrol di jalan, kita jadi lupa kita
udah sampai mana. Saat itu aku yakin kalau kita maju, kita bakal nemuin penjual
kemeja itu, namun Cenia berpikiran sebaliknya, dia bilang kalau kita sudah
melewati penjual kemeja. Keyakinankupun terpatahkan oleh keraguan yang Cenia
buat. Kami berputar arah sampai ke dekat lapangan Gasibu dan hasilnya nihil.
Kita ternyata belum sampai ke tempat penjual itu. Kamipun memulai lagi mencari
penjual kemeja itu ke jalan yang tadi kita lewati. Dan ternyataaaaaaaa jalan
yang tadi kuyakini itu adalah bebrapa langkah lagi menuju penjual kemeja. Dan
kamipun meringis, tersenyum miris, karena berputar dulu, padahal yang dicari
sudah dekat.
Cerita 2:
Hari itu aku disuruh
bapak bos untuk belanja akrilik ke jalan SuniaRaja (kalau gak salah). Terus aku
dan Teh Lina sudah sampai dijalan itu, tapi karena kita sama-sama belum tau
tempatnya, kita berjalan menyusuri gang itu sejauh kurang lebih 10meter, namun
karena peta yang dikasih bapak gak begitu jelas, kami memutuskan berputar arah
dan jalan ke arah pasar baru di jalan Otista. Aku merasa ada kejanggalan, aku
pun meminta teteh mengecek kembali peta yang dikasih bapak. Dan kamipun
memutuskan untuk kembali lagi ketempat pertama kali kita jalan. Dan betapa nyes
nya kami ketika ternyata tempat yang kami cari itu tak jauh dari yang sudah
kami jalani sebelum kami berputar arah. Huft banget.
Cerita 3:
Hari ini aku diminta
bapak buat belanja lagi, jalan yang aku dan teh Lina lewati hampir sama dengan
jalan yang waktu itu kami lewati untuk membeli akrilik. Lagi-lagi kami
kebingungan karena belum tau dimana tempat membeli tali gantungan hape. Setelah
sampai tempat parker, kamipun bertanya pada bapak jukir dimana letak toko yang
kami cari. Pak Jukir dengan baik hati memberi tau kami dimana toko yang kami
cari berada. Setelah selangkah lagi mendekati pintu toko, teteh bertanya padaku
dimana dompet, aku shock, perasaan aku tidak membawa dompet, juga dompet teteh.
Ternyata tadi di tempat kerja teteh memintaku untuk membawakan dompetnya yang
berisi uang belanja, tapi aku tidak mendengarnya dan malah langsung pergi
begitu saja. Karena hal itu, kamipun balik lagi ke Sukaluyu untuk mengambil
dompet. Dan diperjalanan pulang, di daerah Alun-Alun sedang ada pemeriksaan
kendaraan, dan teteh tidak membawa dompet, dimana dompet itu berisi STNK juga.
Tapi untunglah kami tidak terjaring razia. Hehe.
Amanah:
Ø
Harus telaten
Ø
Harus yakin sama diri sendiri
Ø
Jangan pernah ragu
Komentar
Posting Komentar