Lututku

Pagi ini aku sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Hari ini hari Senin, aku memilih untuk pergi lebih pagi agar tidak terjebak nostalgia *ehh terjebak macet di jalan. Tau sendirilah kalau jarak Dago-Cibiru itu harus melewati berbagai daerah rawan macet. Sebelum pergi, aku sempatkan dulu untuk menyelah beat merahku agar mesin motornya panas sebelum aku pergi kuliah. Pagi ini biasa saja, hanya sedikit dingin. Setelah kurasa mesin motorku memanas, aku memutuskan untuk segera berangkat ke kampus.
Hari itu aku memasang headset dan menyalakan radio agar aku dapat mendengarkannya ketika di jalan. Sialnya, setelah melakukan ritual itu, aku terjatuh. Bukan terjatuh sih, namun engsel lututku kembali bergeser ketika aku hendak memacu beat merahku. Alhasil dengan kejadian itu kakiku melemas dan kaca spion beat merah kesayanganku copot. Aku yang shock, harus diam dulu beberapa detik setelah kejadian itu. Yaa.. ternyata lututku masih saja seperti dulu. Dan terulang lagi kejadian seperti ini.

*FLASHBACK
Kejadian ini bermula ketika 3 hari sebelum UMP (UAN). Saat itu aku sedang duduk di kelas 6 SD. Ritual sekolahku (SDN Tilil 1 Bandung) adalah setiap H-3 UAN, seluruh murid kelas 6 harus membersihkan ruangan kelas. Saat itu aku dan teman-teman sudah selesai membersihkan kelas yang akan dipakai untuk UAN. Kami pun bermain polisi-polisian antara murid laki-laki dan perempuan. Ketika murid perempuan menjadi pencuri, kami dikejar-kejar oleh anak laki-laki yang saat itu sedang menjadi polisi –gadungan-.
Ketika itu aku sedang dikejar temanku, aku berlari sangat kencang. BRUGGGK aku terjatuh di dekat tiang bendera sekolahku. Dan engsel lututku bergeser! Aku sangat kaget melihatnya karena hal itu adalah hal pertama yang kurasakan dan ku alami. Teman-temanku membantuku untuk bangun. Namun ternyata aku tidak kuat untuk berdiri. Sampai akhirnya untuk pulang ke rumah pun aku di bopong temanku. Aku pun bercerita kepada mamahku tentang kejadian yang kualami tadi. Mamahku menganggap itu hanya jatuh biasa. Tapi tidak untukku. Bayangkan saja jika engsel lutut bergeser dan ini adalah untuk yang pertama kalinya dalam hidup aku.
Setelah kejadian itu, aku jadi sering mengalami jatuh seperti itu lagi. Seperti ketika aku habis jajan di warung dekat rumahku, sampai-sampai aku harus digendong bapakku karena setelah jatuh aku selalu tak kuat untuk berdiri. Selain itu aku juga pernah mengalaminya ketika pulang sekolah (SMP), main lompat tinggi di rumah ataupun di rumah teman, ketika di angkot, ketika berdiri, ketika duduk, ketika berjalan, dan ketika-ketika yang lainnya.

Saat terjatuh, aku selalu tidak ingat apa yang terjadi padaku, namun aku selalu spontan memegang lutut dan membenarkan engselnya. Sulit untuk dideskripsikan memang, namun itulah yang terjadi. Bahkan aku sempat marah kepada temanku gara-gara dia menjahiliku dengan sesuatu yang berkaitan dengan lututku. Aku juga sangat tidak suka jika ada orang yang memegang lututku, apalagi ketika aku sedang selonjoran. Aku selau berharap lutut ini akan selalu baik-baik saja. Walaupun aku tak pernah merasakan sakit pada lututku, tetapi terkadang aku mendadak terjatuh begitu saja. Pokoknya aku sangat berharap aku tidak pernah jatuh seperti ini lagi untuk SELAMANYA. Aamiiiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Berakhiran "I"

Dzawin SUCI4

MoveOn