Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Sepenggal Kisah Tentangnya (2)

“Andaikan kau ada disini, mungkin keluarga kita terasa utuh dan sempurna.” Rabu, 6 Agustus 2009 adalah hari yang sangat membuatku tak berhenti menangis. Hari ini adalah hari meninggalnya adikku yang kedua setelah Adel. Sebelumnya aku diberitahu oleh pamanku kalau ibuku sudah melahirkan, dan anaknya perempuan (lagi). Namun aku tak begitu mempercayainya karena bukan ibu atau bapakku yang mengabariku hal itu. Tak lama setelah itu, bibiku dari kampung mengirim pesan ke bibiku yang di Bandung kalau anak ibuku a.k.a adikku meninggal dan aku harus mengabari kakekku yang saat itu sedang berada di Bandung. Aku yang membaca pesan itu tentu saja dengan spontan menangis dan tak mampu berkata apa-apa. Malam harinya aku dijemput kakekku untuk pulang ke kampung halamanku yang berada di Majalengka. Dan saat itu aku masih saja tak bisa menahan linangan air mata yang tak bisa berhenti dari pelupuk mataku. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu sehingga aku benar-benar tak mampu menahan li...

Harapan?

Setiap manusia pastinya memiliki sebuah harapan, dua buah atau lebih dari itu. Setiap orang pasti selalu berdoa dan berharap untuk menjadi seseorang dengan pribadi yang lebih baik. Tentu saja. Doa itu tak hanya dipanjatkan seseorang ketika seseorang tersebut ulang tahun, perayaan tahun baru (baik itu tahun baru Hijriyah maupun tahun baru Masehi), tetapi setiap hari. Setiap orang memiliki mimpinya masing-masing, ada yang ingin k a ya, ingin bahagia, ingin sukses, dan masih banyak lagi. Sama seperti orang lain, akupun memiliki begitu banyak harapan. Namanya juga harapan, sebuah keinginan yang semoga saja dapat menjadi kenyataan kan? Harapanku begitu banyak, sehingga terkadang aku pesimis dengan harapan-harapan yang aku miliki tersebut. Namun, sebagai manusia bukannya kita harus selalu optimis terhadap sesuatu ya? Aku terkadang berpikir, ‘apa aku bisa menjadikan semua harapanku menjadi nyata?’. Dan pikiran seperti itu selalu membuatku galau dan terus menerus memikirkannya tanpa ada ...

Pelantikkan HMPB-ku

Hari ini adalah tanggal 6 Februari 2015. Hari ini aku meliburkan diri dari pekerjaanku karena organisasi baruku. Hari ini hari yang sangat penting (menurutku). Hari ini adalah hari pelantikan kepengurusan baru di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi (HMPB). Ada sekitar 50 pengurus baru yang akan dilantik hari ini. Rangkaian acara pembukaan berlangsung lancar dengan dihadiri oleh beberapa pemuka atau pejabat di sekitar kampusku. Sambutan demi sambutan akhirnya tersampaikan oleh pemuka yang menghadiri pembukaan tersebut dengan isi dan harapan yang kurang lebih sama yaitu harus mampu membuat himpunan ini lebih baik dan berkembang dari sebelumnya. Sebuah pesan yang simple dan monoton sebenarnya, namun tentu saja dalam practice nya itu semua butuh waktu dan sulit. Bagaimana tidak? Sulit untuk menyatukan berpuluh-puluh kepala dengan tujuan yang sama. Ahh sudahlah ini bukan saatnya berbicara mengenai hal itu. Ya, kembali ke topik awal. Tibalah saatnya kami dilantik. Dengan disaksikan o...

Saya Lupa, Hanya Saya yang Ingat

Hari ini merupakan hari yang sangat menguras otakku. Mengapa? Karena hari ini pikiranku diliputi oleh kejadian-kejadian yang telah lalu. Aku tahu ini adalah kesalahanku karena selepas sahur pagi tadi aku membuka folder photo di lappy -ku dan melihat foto-fotoku dengan keluarga dan teman-temanku. Dan hasilnya adalaaaaaahhhh... saya berhasil flashback tingkat dewa. Ternyata benar ya kalau rindu alias kangen sendirian itu adalah hal yang paling menjengkelkan, apalagi orang yang kita kangenin itu gak kangen sama kita. Makin berasa deh rindu sendiriannya. Ya, karena gak ada orang yang bisa dijadiin tempat flashback yang enak, alhasil saya memilih menuliskannya di dalam blog saya ini. Sekalian mencoba untuk mengaktifkan kembali dunia ke- blog -an saya hehe. Ya. Gara-gara saya melihat-lihat foto yang ada di folder, saya jadi ingat berbagai macam cerita yang ada di separuh kehidupan saya. Mulai dari kebersamaan saya bersama keluarga saya, keceriaan saya bersama teman-teman SD saya, ke...

Oprec Himpunan Mahasiswa

Hari ini,  entah tanggal berapa, aku mengikuti sebuah open recruitment himpunan program studi-ku di kampus. Aku sebenarnya agak sedikit ragu untuk mengikuti pendaftaran ini. Karena apa? Karena aku belum pernah mencicipi organisasi sama sekali. Dulu, aku hanya pernah mengikuti beberapa ekstrakulikuler di sekolah. Untuk OSIS atau MPK mungkin aku waktu itu memang belum mumpuni. Dan sekarang, aku berada disebuah ruang yang kusebut ruang tunggu dalam open recruitment himpunan prodiku. Sebelumnya aku dan beberapa temanku berkumpul untuk memastikan syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi dengan lengkap. Kami tak henti-hentinya menge-check, check dan check ulang kelengkapan data kami. Sampailah disaat kami harus menuliskan biang apa yang menjadi prioritas kami dalam himpunan tersebut. Saat itu aku sangat tertarik dengan bidang KPPM (Kerjasama, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Alasannya? Karena aku ingin lebih bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Alasan yang aneh memang, tapi mem...

Satu Hari Setelah Hari Itu

19 November 2014 Hari ini aku tidak pergi kuliah karena peristiwa yang terjadi tadi malam. Aku tak pernah membayangkan sebelumnya bahwa aku akan mengalami kejadian seperti itu. Kecelakaan. Siapa yang menginginkan kejadian tak mengenakkan seperti itu? Aku rasa tak pernah ada yang menginginkannya. Ya. Akibat peristiwa semalam, hari ini aku harus melewatkan dua praktikum dan 6 sks di kampus. Sungguh-sungguh hal yang sangat merugikan. Pagi hari setelah peristiwa itu, aku terbangun dengan tubuh yang hampir seluruhnya sakit. Mata kananku sulit untuk terbuka karena terhalang bengkak ditulang pipi kanan dan perban yang dokter jaga pakaikan tadi malam. Ahh rasanya sangat tak mengenakkan. Setelah bangun, aku bergegas ke kamar mandi karena kebelet pipis, tak lupa aku menggosok gigi dan mencuci sebagian mukaku yang tak terluka. Ya. Akibat kejadian tadi malam, aku harus mencuci mukaku yang sebelah kiri saja, karena muka bagian kananku banyak yang luka. Keluar dari kamar mandi, bibiku mel...

Trauma

“Yaa Allah Yaa Rabb, jika ini yang disebut trauma, bantu aku untuk memperbaikinya, karena aku benar-benar tidak ingin hal yang buruk itu terulang kembali dalam kehidupanku.” Trauma. Aku mengartikannya sebagai sesuatu yang takut untuk kuulangi atau takut akan hal yang tidak ingin terulangi. Apa yang pernah terjadi dalam hidupku sedikit banyak telah memberiku pelajaran yang sangat berharga, namun hal-hal yang tidak kuinginkan tentu saja tidak luput dari rasa trauma yang terkadang mendera pada diriku. Seperti yang kualami ketika aku terjatuh dikelas 6 SD, saat itu lututku terkilir sehingga aku sangat takut jika ada orang yang memegang lututku. Begitu juga dengan peristiwa yang kualami akhir-akhir ini. Kejadian dimana aku terjatuh dari motor. Ya. Peristiwa itu membuatku trauma. Bukan trauma yang sangat fatal sih, namun gara-gara kejadian itu, aku jadi takut terjatuh dan takut hal itu terulang kembali. Trauma ternyata memiliki sisi positif dan negatifnya. Positifnya, kita jadi...

100 Keyakinan Hilang Karena 1 Keraguan

            Hay Guys, para reader setia blog-ku. Apa kabar? Maaf belum ngepost lagi blog, maklum kuliah di semester 4 itu lagi sibuk-sibuknya. Disini aku mau menceritakan beberapa kasus yang hampir serupa tapi tak sama. Hehe. Gausah berlama-lama yah, langsung cekidot ajaa. Have fun, Guys ;) Cerita 1: Suatu hari, aku berencana untuk pergi ke Gasibu (lagi) dengan Cenia. Aku berencana untuk membeli kemeja putih untuk ospek jurusan di Garus 14 Januari yang lalu. Aku dan Cenia sebenarnya telah mengetahui dimana tempat penjual kemeja-kemeja putih di Gasibu, tapi karena kita berdua keasyikan ngobrol di jalan, kita jadi lupa kita udah sampai mana. Saat itu aku yakin kalau kita maju, kita bakal nemuin penjual kemeja itu, namun Cenia berpikiran sebaliknya, dia bilang kalau kita sudah melewati penjual kemeja. Keyakinankupun terpatahkan oleh keraguan yang Cenia buat. Kami berputar arah sampai ke dekat lapangan Gasibu dan hasilnya nihil. Kita ternyata belum sa...

Ketika Aku (Sebagai Manusia) Hanya Bisa Berencana

Begitu banyak rencana yang telah aku buat dalam penjadwalanku. Mulai dari jadwal kuliah, kerja, dan jadwal di himpunan. Ya. Semester ini aku rasa aku akan lebih sibuk dari semester sebelumnya. Karena selain harus kuliah dan bekerja, aku juga sudah termasuk dalam himpunan di program studiku. Sebagai mahasiswi yang ingin segalanya lancer, aku membuat penjadwalan dengan jam yang sudah kusesuaikan. Namun aku sebagai manusia hanya mampu berencana, karena faktanya segala perencanaan yang telah aku buat sangat jauh dari apa yang terjadi. Bayangkan saja, jadwal kuliah yang kurasa sudah sangat-sangat cocok dengan perencanaan jadwalku tiba-tiba banyak yang di reschedule gara-gara bentrok dan berbagai alasan lainnya. Ingin rasanya aku berteriak jika hal seperti ini terus menerus terjadi. Dan dampak dari masalah tersebut adalah aku harus merombak lagi penjadwalanku agar aku bisa memaksimalkan waktu yang kupunya. Namun lagi-lagi aku sebagai manusia hanya bisa berencana, sedangkan faktanya sela...

Kepastian Yang Tidak Pasti

“Manusia memang butuh kepastian. Namun manusia terkadang lupa, bahwa segala suatu hal yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian.” Disadari atau tidak, manusia membutuhkan suatu kepastian agar apa yang direncanakannya dapat terlaksana. Menurutku, kepastian itu merupakan sebuah keputusan yang benar-benar FIX untuk memenuhi apa yang diinginkan, direncanakan atau dibutuhkan. Namun sayang, dijaman semodern ini, masih banyak saja orang-orang yang sulit memberi kepastian. Akibat dari sulitnya seseorang memberi kepastian adalah kekecewaan. Karena apa? Mungkin si orang yang kecewa tersebut terlalu berharap akan mendapatkan sesuatu yang pasti. Namun faktanya kepastian yang ditunggu-tunggu tidak memberi sebuah kepastian yang pasti. Banyak manusia yang lupa bahwa segala sesuatu yang pasti didunia ini adalah ketidakpastian. Jika semua manusia ingat akan hal ini, pasti rasa ‘kecewa’ bisa menipis bahkan bisa-bisa benar-benar tidak ada yang merasakannya. Ajaib kan kalau itu memang te...

Bandung, How I Loved You So Much

“Halo-halo Bandung ibukota periangan. Halo-halo Bandung kota kenang-kenangan. Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau. Sekarang telah menjadi lautan api, mari Bung rebut kembali.” (Halo-halo Bandung, NN) Halo-halo Bandung. Siapa yang tak mengenal lagu ini? Menurutku, semua orang di Indonesia tahu akan lagu ini. Bahkan di Sekolah Menengah Pertamaku, lagu ini selalu dinyanyikan di setiap upacara pengibaran bendera Senin pagi. Bandung. Sebuah kota yang dulunya terkenal dengan sebutan “Kota Kembang”, kota yang menjadi ibukota dari Jawa Barat dan kota yang telah aku tinggali sekitar 15 tahun. Separuh dari usiaku memang telah kuhabiskan di kota yang pernah menjadi tempat Konferensi Asia Afrika puluhan tahun yang lalu tapi telah banyak perubahan yang terjadi pada kota ini. Bandung di jaman dulu, masih sangat asri, sejuk dan sangat-sangat menyegarkan. Tak seperti di ibukota Indonesia –Jakarta--, Bandung beberapa tahun yang lalu menjadi salah satu kota yang terkenal akan keseju...

Dua Tahun

7 Februari 2015 Hari ini genap dua tahun aku bekerja di Pernik Bandung. Dua tahun. Tak terasa sudah selama itu aku bekerja di tempat yang sangat menyenangkan. Dua tahun. Tak terasa aku bisa membagi waktuku antara kuliah dan bekerja di tempat ini. Dua tahun. Dua tahun. Dua tahun. Dua tahun. Dimulai ketika aku memutuskan untuk menunda studiku dua tahun yang lalu. Saat itu aku benar-benar yakin jika ditahun mendatang aku bisa kuliah di universitas negeri yang ada di Bandung. Saking yakinnya, aku berani menyatakan kepada orangtuaku bahwa aku tidak akan kuliah ditahun itu dan berjanji akan semaksimal mungkin masuk di universitas negeri yang aku inginkan. Tapi kenyataannya, setelah keputusan itu, aku hanya mampu berdiam diri dirumah, tak ada kegiatan, tak ada pekerjaan yang menghasilkan. Keran rezekiku mulai terbuka saat aku kembali berteman dengan teman lamaku di twitter. Cenia. Dia membuka keran rezekiku dengan memberitahuku bahwa bapaknya sedang membutuhkan pegawai. Dengan bany...